Kata istimewa memang kerap kali menjadi julukan bagi salah satu daerah di pulau Jawa ini, daerah tersebut tidak lain adalah Yogyakarta. Yogyakarta merupakan kota besar yang masih mempertahankan konsep tradisional dan budaya jawa dari para leluruh. Baik orang Jogja asli maupun pendatang sepakat mengatakan Yogyakarta adalah kota dengan berbagai keunikan. Berbagai tempat wisata dan kuliner sangat menarik untuk dikunjungi dan hal tersebut tidak terlepas dari sejarah serta ceritanya. Salah satu hal utama ketika berkunjung ke kota ini adalah mencoba berbagai kuliner dan makanan khasnya. Namun, bukan Jogja namanya jika tidak istimewa makanan khasnya pun mempunyai sejarah panjang dan tidak biasa. Di balik rasanya yang cenderung manis terdapat beberapa kisah yang mencerminkan masyarakat Yogyakarta pada masa itu.
- Gudeg Jogja
Gudeg merupakan kuliner bersejarah yang sudah dibuat sejak abad ke-16 M tepatnya saat prajurit Kerajaan Mataram membangun peradaban di wilayah yang kini termasuk kecamatan Kotagede. Saat itu daerah didominasi oleh hutan belantara dan banyak ditumbuhi oleh pohon kelapa dan nangka. Sebelum bernama gudeg orang zaman dulu menyebutnya dengan hangudek yang berarti mengaduk. Meskipun dahulu hanya terkenal di kalangan para prajurit kerajaan. Seiring berjalannya waktu gudeg semakin dikenal masyarakat dan mulai menduia.
- Bakpia Pathuk
Bakpia pathuk merupakan oleh-oleh khas Jogja yang paling banyak diminati hingga saat ini. Meskipun terkenal di Jogja sebenarnya Bakpia pathuk berasal dari Tiongkok dan bernama Tou Luk Pia atau kue kacang hijau. Yang membawa ke Jogja adalah para imigran Tionghoa yang datang pada awal abad ke-20. Pada awalnya bakpia hanya snack keluarga yang tidak dijual secara umum. Namun, ternyata banyak masyarakat lokal yang menyukainya dan akhirnya diproduksi dan menjadi terkenal hingga sekarang.
- Nasi Tiwul
Tiwul dikenal sebagai makanan merakyat oleh para masyakarat Jawa. Bahan bakunya adalah gaplek yaitu singkong yang dikeringkan llau ditumbuk dan direbus. Zaman dulu pada masa penjajahan Jepang, tiwul pernah jadi makanan pengganti nasi di Gunungkidul.
- Sate Klatak
Sate klatak merupakan makanan khas Jogja tepatnya berasal dari daerah Bantul. Sate klatak terbuat dari daging kambing dan muncul pertama kali di daerah Kecamatan Pleret, Bantul. Perbedaan sate klatak dengan sate lain adalah penampilannya yang sederhana dan cenderung polos. Perbedaan lain terdapat pada tusuk sate yang tidak memmakai bambu tetapi jeruji besi sepeda. Walaupun sederhana, sebenarnya penjual sate klatak mempunyai ketrampilan khusus dan bumbu rahasia yang diwariskan secara turun-temurun.
- Kue Geplak
Awal mula kue geplak terkenal sebagai salah satu makanan khas jogja tidak terlepas dari keberadaan perkebunan tebu di Kabupaten Bantul di era kolonial Belanda. Selain perkebunan tebu, pabrik gula juga banyak dibangun di sana. Secara geografis kabupaten Bantul juga banyak ditumbuhi pohon kelapa. Rasa kue geplak cenderung manis serta mengenayangkan sehingga masyarakat zaman dahulu sering menjadikannya makanan pokok.
Lima makanan di atas adalah makanan khas Yogyakarta yang sudah tidak diragukan lagi kiprahnya dalam dunia kuliner Indonesia. Dibalik rasanya yang enak ternyata sejarah panjang di belakang makanan tersebut pun juga istimewa. Sama halnya dengan Yogyakarta yang dikenal sebagai daerah istimewa makanan khasnya juga tidak kalah istimewa untuk dicoba.